Kamis, 10 Januari 2019

asal usul tata surya

Asal Usul Tata Surya




asal usul tata surya
Tata Surya (pixelstalk.com)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tata surya merupakan sebuah galaksi yang terdiri dari matahari, 9 planet, satelit, komet, dan asteroid. Semua benda-benda langit terus bergerak dengan lintasan tertentu, seperti planet-planet yang berevolusi mengelilingi matahari dengan lintasan (orbit) yang berbentuk elips.
Para ahli astronomi yang mempelajari asal usul tata surya berpendapat bahwa seluruh sistem tata surya telah terbentuk semenjak 4,5 milyar tahun yang lalu. Hal tersebut berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan menghitung umur batuan-batuan yang ada di ruang angkasa dan di bumi. Terdapat berbagai macam teori asal usul tata surya yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli.

1. Teori Nebula atau Kabut (Kant-Laplace)




asal-usul tata surya
Teori Nebular (planetaryevolution.weebly.com)

Teori Nebula atau teori kabut merupakan hipotesis mengenai asal usul tata surya yang pertama kali disampaikan oleh Emmanuel Swendenborg (1688-1772) pada tahun 1734. Teori ini kemudian disempurnakan kembali oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Teori serupa juga dikemukakan oleh Piere Marquis de Laplace pada tahun 1796. Sehingga teori ini juga dikenal dengan teori Nebula Kant-Laplace.
Pada teori ini dinyatakan bahwa pada tahap awal, tata surya masih berupa kumpulan kabut raksasa. Kabut yang merupakan asal usul tata surya ini tersusun dari debu, es, dan gas dengan kandungan hidrogen tinggi. Kabut ini disebut sebagai nebula. Kemudian kabut mengalami penyusutan karena gaya gravitasi yang dimilikinya. Selama proses penyusutan kabut tersebut berputar sehingga akhirnya memanas dan berubah menjadi bintang raksasa.
Bintang raksasa tersebut adalah matahari. Ukuran dari matahari raksasa tersebut terus menyusut dan berputar semakin cepat. Sehingga cincin-cincin gas dan es terlempar keluar ke sekeliling matahari. Pada akhirnya akibat adanya gaya tarik gravitasi dan penurunan temperatur, gas dan es tersebut memadat dan membentuk planet-planet.
Menurut Laplace asal usul tata surya memiliki orbit atau garis edar planet yang berbentuk elips adalah akibat dari proses terbentuknya galaksi itu sendiri. Hipotesa Nebula juga berhasil menjelaskan bahwa tata surya berbentuk datar dan orbit elips planet-planet yang memutari matahari bentuknya hampir datar.

2. Teori Pasang Surut atau Tidal (Jeans dan Jeffreys)




Asal usul tata surya Teori Pasang Surut
Teori Pasang Surut (informazone.com)

Pada tahun 1991, ada 2 orang ilmuwan bernama James H. Jeans dan Harold Jeffers yang menyampaikan teori Pasang Surut atau Tidal. Menurut teori pasang surut ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada saat kejadian itu separuh bagian dari matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang terlepas inilah yang kemudian membentuk planet-planet.
"Ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada saat kejadian itu separuh bagian dari matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang terlepas inilah yang kemudian membentuk planet-planet.  
 Kejadian tersebut hampir sama seperti pasang surut air laut yang ada di muka bumi yang diakibatkan oleh gaya tarik gravitasi bulan. Bedanya pasang surut air laut ukurannya lebih kecil dibandingkan teori pasang surut tata surya. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak antara bulan dan bumi (60 kali jari-jari bumi).

Sedangkan pada teori asal usul tata surya menurut Jeans dan Jeffreys, bintang raksasa yang mendekati matahari massanya sama dengan massa matahari. Sehingga ketika bintang tersebut mendekat, pada permukaan matahari terbentuk gunung-gunung gelombang yang besar sekali. Gunung-gunung tersebut memiliki ketinggian yang luar biasa dan berbentuk seperti lidah pijar raksasa. Lidah pijar yang menjulur dari matahari sampai ke bintang raksasa.
Lidah tersebut sangat panas dan mempunyai rongga-rongga yang nantinya akan pecah menjadi planet-planet. Bintang raksasa itu terus bergerak menjauhi matahari sehingga lama kelamaan pengaruhnya akan hilang. Selanjutnya planet-planet tersebut mengalami pendinginan dan bergerak memutari matahari. Pada planet-planet besar, proses pendinginan berlangsung lebih lambat daripada planet-planet kecil seperti Merkurius dan Bumi.
Selam proses pendinginan, planet-planet memutari matahari dengan orbit berbentuk elips. Sehingga pada suatu saat memungkinkan jarak planet-planet itu menjadi lebih pendek dari biasanya. Pada saat itu terjadi pasang surut pada permukaan planet-planet dan menyebabkan sejumlah materi terlontar keluar dan membentuk satelit-satelit planet.
Pada teori pasang surut ini juga dijelaskan bahwa planet-planet tersebut berasal dari pecahan gas matahari yang berbentuk seperti cerutu. Sehingga ukuran planet-planet menjadi berbeda-beda, akibatnya planet-planet dibagian tengah seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus memiliki ukuran yang besar. Sedangkan pada bagian ujung planet-planetnya berukuran lebih kecil.

3. Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)




asal usul tata surya
Teori Planetesimal (pages.uoregon.edu)

Teori Planetesimal pada dasarnya hampir sama dengan teori pasang surut. Teori ini pertama kali disampaikan oleh seorang astronom bernama Forest R. Moulton (1878-1952)  dan ahli kebumian yang bernama Thomas C. Chamberlin (1834-1928). Planetesimal sendiri berarti planet kecil yang memutari sebuah inti yang berbentuk gas.
Matahari telah ada sebagai salah satu dari sekian banyak bintang, pada suatu waktu ada sebuah bintang yang melintas di kejauhan yang tidak terlalu jauh, sehingga terjadi pasang naik antara bintang dan matahari. Pada saat bintang itu berada jauh dari massa matahari jatuh ke permukaan matahari dan sebagian tersebar di sekitar matahari, maka ini disebut planetisimal yang dikenal sebagai planet yang berada di orbitnya dan di sekitar matahari.

4. Teori Bintang Kembar (Fred Hoyle)




Teori Bintang Kembar
Teori Bintang Kembar (informazone.com)

Teori bintang kembar adalah salah satu dari banyaknya teori tentang pembentukan dan evolusi tata surya. Teori ini diusulkan oleh astronom Inggris R.A. Lyttleton, pada tahun 1956. Menurut teori ini tata surya awalnya terbentuk dari 2 buah bintang kembar raksasa.
Kemudian, salah satu bintang dari bintang kembar itu meledak sehingga menghasilkan puing-puing dan debu. Hingga akhirnya berevolusi mengelilingi mengelilingi bintang yang satunya (matahari) dan membentuk planet-planet beserta benda-benda langit lainnya..
Karena bintang yang tidak hilang masih memiliki gravitasi yang kuat, puing-puing tersebut tidak tertarik masuk ke dalam matahari melainkan bergerak mengelilinginya. Hingga akhirnya serpihan-serpihan debu dari ledakan tadi menyatu dan memilin hingga akhirnya membentuk planet.
Sedangkan batuan-batuan dari puing-puing bintang yang meledak berputar dan membentuk orbit asteroid. Teori ini mengacu pada hasil penelitian yang membuktikan bahwa pada sistem tata surya lainnya terdapat bintang kembar.
Sehingga Lyttelton meyakini bahwa asal usul tata surya kita adalah dari hasil ledakan 2 buah bintang kembar. Dimana salah satu bintang meledak dan membentuk anggota tata surya. Sedangkan yang tidak hancur menjadi pusat tata surya.

5. Teori Big Bang (George Lemaitre)




Asal usul tata surya
Teori Big Bang (universetoday.com)

Big Bang adalah kata yang mewakili peristiwa ledakan yang sangat besar. Beberapa ilmuwan, sistem tata surya kita percaya bahwa asal usul tata surya adalah dari bintang yang berukuran sangat besar. Dalam beberapa juta tahun, usia bintang itu naik, dan akhirnya meledak.
Ledakan yang sangat kuat timbul karena ukuran dan energi yang dimiliki bintang sangatlah besar. Ledakan ini setara dengan 5 × 1025 kali intensitas ledakan senjata nuklir. Partikel yang dipancarkan oleh ledakan, meleleh dan dipadatkan oleh gravitasi dan energi dari ledakan ledakan tersebut. Sehingga, terbentuklah benda-benda langit seperti sekarang ini.

6.Teori Keadaan Tetap atau Steady-State (Bondi, Gold, dan Hoyle)




asal usul tata surya
Galaksi Andromeda (thoughtco.com)

Menurut teori ini, yaitu teori steady state (teori keadaan tetap) bahwa alam semesta belum memiliki awal dan tidak akan berakhir. Alam semesta dari dulu selalu tampak sama seperti sekarang, tidak ada yang berubah.
Semua materi di alam semesta terus berekspansi dan bergerak menjauhi kita. Teori keadaan tetap disampaikan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Foil dari Universitas Cambridge pada tahun 1948. Teori mengacu kepada prinsip kosmologi sempurna, yaitu pernyataan bahwa alam semesta dimanapun dan kapan pun akan tetap sama.
Pernyataan ini di dukung oleh hasil penemuan galaksi baru yang mempunyai massa yang sebanding dengan galaksi lama. Sehingga beranggapan bawah alam semesta termasuk tata surya memiliki luas dan umur yang tak terhingga.
Teori keadaan tetap benar-benar bertentangan dengan teori Big Bang. Dalam teori asal usul tata surya ini, ketika galaksi bergerak menjauh satu sama lain, maka akan tercipta ruang kosong. Dalam teori steady state, ruang angkasa terus menghasilkan materi baru guna mengisi ruang kosong galaksi.
Sehingga galaksi baru akan terbentuk untuk menggantikan galaksi yang bergerak menjauh. Orang-orang akan setuju bahwa zat baru itu adalah Hedrogen. Zat Itu adalah sumber asal usul tata surya, bintang, dan galaksi.

7. Teori Awan Kabut atau Proto Planet (Von Weizsaecker)




Asal usul tata surya, Teori Awan Debu
Teori Awan Debu (amaze.com)

Teori asal usul tata surya selanjutnya  adalah teori awan kabut atau proto planet, yang diajukan oleh Carl von Weizsaecker dan disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper sekitar tahun 1950. Teori awan kabut menyatakan bahwa sistem tata surya terbentuk oleh sejumlah awan gas yang sangat banyak.
Gumpalan awan gas tersebut menyusut dan menarik partikel-partikel debu hingga berbentuk bola. Kemudian semuanya memilin sehingga gumpalan bola itu berubah menjadi seperti piringan cakram. Pada bagian tengah cakram perputarannya lambat sehingga tekanan dan panasnya meningkat. Bagian tegah tersebut berubah menjadi matahari.
Pada bagian pinggir cakram, perputaran terjadi dengan cepat. Sehingga terbentuk gumpalan-gumpulan dengan ukuran yang lebih kecil. Gumpalan itu kemudian berubah menjadi planet-planet, asteroid, meteor atau meteorid, komet, dan satelit-satelit alami yang mengiringi planet.         
   
 https://informazone.com/asal-usul-tata-surya/                                        
Pengertian Meteoroid-Meteor-Meteorit
Ketika kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas cahaya bergerak cepat lalu hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh (shooting stars) merupakan bagian dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi akan tampak seperti bola api. Meteor yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor.
Meteoroid-Meteor-Meteorit: Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh, Gambar dan Proses Pembentukannya
Ketika terjadi hujan meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi dan disebut sebagai meteorit. Ada tiga istilah yang berkaitan dengan meteor, yaitu Meteoroid, Meteor dan Metorit. Berikut ini pengertian ketiga istilah tersebut.
 Meteoroid adalah benda kecil di luar angkasa yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul yang bergerak dalam ruang antar planet. Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi, maka meteoroid ini akan disebut dengan meteor.
 Meteor adalah dalah pecahan benda langit yang masuk ke dalam atmosfer bumi dan menyebabkan terjadinya gesekan antara permukaan meteor dengan udara dalam kecepatan tinggi. Proses ini menimbulkan sebuah fenomena pijaran api dan cahaya dari kejauhan yang biasa kita sebut dengan fenomena bintang jatuh.
 Meteor adalah sisa dari meteor yang menyentuh permukaan bumi karena tidak habis terbakar di atmosfer.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan ketiga istilah tersebut itu didasarkan pada letak atau posisi meteor ditinjau dari bumi, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Jenis Benda Luar Angkasa
Letaknya dari Bumi
Meteoroid
Di luar atmosfer Bumi (ruang angkasa)
Meteor
Di dalam atmosfer Bumi (langit)
Meteorit
Di permukaan Bumi (tanah, danau atau lautan)

Meteoroid masuk ke atmosfer planet (Bumi) karena tertarik oleh gravitasiplanet (misal Bumi). Meteoroid masuk ke atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Gesekan dengan atmosfer Bumi menimbulkan pijar dan terlihat seperti cahaya di langit. Meteoroid, berukuran mulai dari sebutir biji padi sampai batu besar, habis terbakar karena panas gesekan sebelum sampai ke permukaan Bumi.

Akan tetapi, meteoroid yang besar dapat mencapai Bumi karena tidak habis terbakar dengan panas gesekan atmosfer Bumi. Tumbukan meteorit berukuran besar pada permukaan bumi seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut kawah meteorit, contohnya Kawah Meteorit Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya sekitar 1.265 m. Kawah ini dikenal dengan nama Barringer crater.
kawah meteorit  Barringer crater
Meteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota tata surya yang tidak bisa memancarkan cahaya sendiri. Meteor berupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor yang masuk ke atmosfer bumi dan bergesekan dnegan atmosfer akan menimbulkan panas dan tampak berpijar.Gerak meteor yang berpijar ini biasanya disebut bintang beralih. Jadi suatu meteor akan tampak seperti bintang beralih jika memasuki atmosfer bumi.

Contoh Fenomena Meteor
Meteor atau shooting stars yang kadang-kadang tampak seperti bola api yang lebih terang dari matahari. Bolide ialah meteor besar terdiri dari batu-batu dan debu yang melayang-layang di angkasa, kadang-kadang masuk ke atmosfer bumi, berwarna merah dan panas, akhirnya pecah dan hancur.

Pada tanggal 30 Juni 1908 jatuh meteor besar di Taiga Tugus (daerah hutan pinus), 1.000 km di sebelah utara Kota Irkutsk (Siberia). Cahayanya kuat menimbulkan getaran sampai ke Eropa Tengah, gelombang udaranya beredar 2x mengelilingi bumi. Pada jarak 600 km dari meteor jatuh, rel kereta api “Trans Siberia” melengkung. Tanggal 12 Februari 1947, meteor besar jatuh di Pegunungan Sihote. Tahun 1772, Pallas di St. Petersburg menemukan meteor berat 640 kg, terdiri dari berjenis-jenis logam. Logam yang terbanyak adalah besi, nikel, aluminium, dan sulfur.

Sebuah meteorit yang memiliki ukuran yang sangat besar dengan massa sekitar 34.000 kg seperti yang pernah ditemukan di Greenland tahun 1897 yang dinamakan meteorit Ahnignito. Meteor yang jatuh di Arizona yang diperkirakan memiliki massa sekitar 50.000 ton ini mengakibatkan terbentuknya kawah yang dikenal sebagai kawah Barringer (Barringer Crater) dengan diamater sekitar 1.400 m dan kedalam sekitar 190 meter.

Meteor terkecil yang disebut dengan meteorit Ras Tanura, yang jatuh di Arab Saudi tahun 1961 dengan berat sekitar 6 gram. Sedangkan Meteor terbesar menurut para ilmuwan ialah Meteor yang pernah jatuh di bumi sekitar 65 juta tahun silam yang menimbulkan debu dasyat dan banyak para ahli yang menyakini bahwa meteor pada waktu menyebabkan kepunahan dinausorus. 

Ciri-Ciri Meteoroid-Meteor-Meteorit
Baik meteoroid, meteor maupun meteorit memiliki karakteristik yang berbeda dengan benda-benda langit lainnya seperti komet dan asteroid. Beberapa ciri-ciri meteoroid-meteor-meteorit di antaranya adalah sebagai berikut.
 Meteoroid adalah bendap-benda langit kecil yang mengelilingi matahari dan terdapat di ruang antarplanet.
 Meteoroid bukan tergolong bintang karena meteoroid merupakan anggota tata surya yang tidak bisa memancarkan cahaya sendiri.
 Meteoroid berupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan massanya tidak lebih dari 1 gram.
 Meteoroid semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik.
 Meteoroid yang masuk ke atmosfer bumi dan bergesekan dengan lapisan atmosfer akan menimbulkan panas dan tampak berpijar. Pada kasus ini meteoroid berubah menjadi meteor.
 Gerak Meteor yang berpijar seperti bintang yang berpindah tempat oleh karena itu meteor disebut juga bintang beralih (namun bukan berarti bintang yang sebenarnya).
 Meteoroid yang berukuran sangat besar dapat mencapai permukaan Bumi karena tidak habis terbakar dengan panasnya gesekan atmosfer Bumi. Pada kasus ini, jika meteoroid menyentuh permukaan bumi maka statusnya berubah menjadi meteorit.
 Meteorit yang jatuh dipermukaan Bumi akan menimbulkan suatu kawah seperti meteorid yang massanya kurang lebih 10.000 ton pernah jatuh di Arizona dan Siberia. Meteorit tersebut dapat menimbulkan kawah yang lebarnya sekitar 1 km lebih.

Proses Pembentukan Meteoroid
Sebagian besar meteoroid terbentuk karena adanya tumbukan (tabrakan) antarbenda langit (bisa asteroid, komet atau planet) satu dengan yang lain sehingga membuat sisa atau pecahan dari benda yang bertumbukan tersebut. Kemudian pecahan tersebut keluar dari lintasan asalnya. Meteoroid yang tersebar secara bebas ini bisa memasuki atmosfer benda atau planet lain. Ketika sudah memasuki atmosfir bumi, maka meteoroid tersebut disebut meteor.

Di dalam atmosfer bumi, meteor ini akan terbakar karena terjadinya gesekan dengan udara pada kecepatan yang tinggi. Kebanyakan dari meteor tersebut akan terbakar habis dan menguap sepenuhnya sehingga tidak mencapai permukaan bumi, tetapi beberapa meteor tidak habis terbakar dan menyentuh permukaan bumi. Meteor yang menyentuh permukaan bumi ini disebut Meteorit.

Jenis-Jenis Meteoroid-Meteor-Meteorit

Klasifikasi atau penggolongan meteoroid-meteor-meteorit dapat berdasarkan atas asal-usulnya, dan komposisi atau kandungan unsurnya. Berikut ini penjelasannya.
Macam-Macam Meteoroid Berdasarkan Asal-usulnya
Berdasarkan asal-usulnya, meteoroid dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
 Meteoroid Asteroidal (Keplanetan), yaitu meteoroid yang berasal dari pecahan asteroid atau planet.
 Meteor Kekometan, yaitu meteoroid yang berasal dari pecahan komet.
 Meteoroid Parabolis, yaitu meteoroid yang merupakan pecahan dari sesuatu di dalam tata surya tetapi belum diketahui apa sesuatu tersebut.

Macam-Macam Meteorit Berdasarkan Kandungan Unsurnya
Berdasarkan jenis kandungan unsurnya, meteorit dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut
 Meteorit batu, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas kalsium dan magnesium.
 Meteorit logam, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas ferum (besi) dan nikel (90% besi dan 8% nikel)
 Meteorit tektit, yaitu meteorit yang kandungan materinya teridri atas asan kersik 80%.

Jenis-Jenis Hujan Meteor
Pada malam hari, sewaktu-waktu tampak beribu-ribu meteor cemerlang menyinari langit, seakanakan bumi dihujani bintang-bintang. Hal itu terjadi karena bumi melalui sebuah arus meteor di langit yang berisikan batu-batu kecil dan debu yang tak terhitung jumlahnya memasuki atmofer bumi dan habis terbakar. Ternyata, kebanyakan hujan bintang (meteor) itu berasal dari sisa komet yang tercecer sepanjang orbitnya.

Dalam ilmu astronomi dikenal empat macam hujan meteor, yaitu hujan meteor orionid, hujan meteor perseid, hujan meteor geminids dan hujan meteor quadantid. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
 Hujan Meteor Orionid
Hujan meteor orionid merupakan hujan meteor yang terjadi setiap tahun dan puncaknya adalah pada bulan oktober. Hujan meteor ini dapat terlihat dengan jelas, biasanya warna dari meteor yang melintas adalah hijau atau kuning. Nama Orionid diambil dari tempat bercahaya sebagai titik meteor yang melintas berasal. Tempat tersebut terletak di konstelasi orion.

 Hujan Meteor Perseid
Hujan Meteor Perseid adalah hujan meteor yag pusatnya berada di rasi perseus, dan biasanya terjadi ketika bumi melewati aliran meteor yang dikenal dengan awan perseid. Meteor perseid bisa terleihat dengan jelas dan biasanya terlihat di belahan bumi bagian utara saat malam hari di musim panas. Hujan Meteor Perseid telah diamati sejak 2 abad yang lalu dan puncak fenomena hujan meteor ini adalah pada pertengahan juli sampai Agustus, setiap tahun.

 Hujan Meteor Geminids
Hujan Meteor Geminids atau geminids meteor shower adalah hujan meteor yang disebabkan oleh meteor yang berasal dari sebuah asteroid yang disebut 3200 Phaethon. Hujan meteor geminids telah diamati sejak 1,5 abad dan biasanya terjadi pada bulan desember, setiap tahun.

 Hujan Meteor Quadrantid
Hujan Meteor Quadrantid atau Quadrantid meteor Shower adalah hujan meteor yang berasal dari konstelasi Bootes. Nama Quandrantid diambil dari Quadrans Muralis , konstelasi yang sekarang menjadi bagian dari konstelasi Bootes. Biasanya hujan meteor Quadrantid terjadi pada bulan januari. Tetapi pengamatan dari hujan meteor ini lebih sulit dari beberapa hujan meteor lain karena fenomena puncaknya berlangsung sangat singkat (hanya dalam hitungan jam).
https://blogmipa-geografi.blogspot.com/2018/02/meteoroid-meteor-meteorit.html

Kamis, 03 Januari 2019

Planet-planet dalam tata surya


Apa yang ada di benak kalian jika ada orang yang menyebut tentang bumi.Tentu kita akan berpikir tentang sebuah bola besar tempat tinggal makhluk hidup dan merupakan salah satu planet yang ada di sistem tata surya kita .
      Apakah kalian tahu tentang tata surya? disini kita akan membahas tentang sistem tata surya mulai dari planet dan benda langit lainnya. Namun sebelum itu apakah kalian tahu tentang sistem tata surya?
       Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang berputar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Benda-benda langit tersebut terdiri dari 8 planet dengan orbit berbentuk elips, satelit alami, komet, asteroid, dan meteroid. Planet-planet tersebut senantiasa bergerak memutari matahari dikarenakan adanya pengaruh dari gaya gravitasi matahari.
       Pembahasan pertama kita adalah tentang 8 planet yang ada di sistem tata surya.Pernah ada yang menyatakan bahwa planet yang ada di sistem tata surya kita berjumlah 9 planet.Planet ke-9 adalah pluto, namun ternyata pluto tidak memenuhi syarat menjadi planet. Syarat-syarat menjadi planet adalah:
1.Objek harus mengorbit matahari.
2.Objek harus mempunyai massa yang cukup untuk bergravitasi sendiri sehingga memiliki bentuk yang relatif bulat.
3. Tidak ada benda langit disekitar orbit dari objek yang di maksud.
     Dan planet pluto tidak memenuhi syarat yang ketiga,dan pada tahun 2006 planet pluto resmi dinyatakan bukan menjadi planet ke-9.Maka dari itu yang akan kita bahas adalah 8 planet.Diantaranya sebagai berikut.
       Para ilmuwan mengelompokkan planet berdasarkan 2 hal. Pertama, pengelompokkan berdasarkan posisinya terhadap sabuk asteroid. Kedua, pembagian planet-planet berdasarkan maerial penyusun planet.
Pengelompokkan berdasarkan letaknya yang dilihat dari orbit asteroid. Planet dapat dibagi menjadi palnet luar dan planet dalam. Planet dalam adalah planet yang berada didalam orbit asteroid, yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan sisanya termasuk planet luar.
Pengelompokkan berdasarkan material penyusunnya yang dapat dibagi menjadi 2, yaitu planet terrestial (kebumian) dan planet jovian (raksasa gas). Planet terestial adalah planet yang ukurannya relatif kecil, berbatu, dan memiliki atmosfer yang tipis. Planet yang tergabung adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan, sisanya termasuk planet jovian. Yaitu planet yang diselimuti oleh gas, cairan, es tebal, dan ukurannya yang relatif besar.

A.Planet Merkurius




 

Planet Merkurius dalam sistem tata surya terletak pada bagian paling dalam atau paling dekat dengan Matahari. Sejak zaman 2500 sebelum masehi, manusia telah melakukan berbagai pengamatan untuk memahami ciri-ciri planet Merkurius. Bangsa Sumeria tercatat sebagai yang pertama kali memulai pengamatan planet Merkurius.

Setidaknya terdapat 11 ciri-ciri planet Merkurius, berikut daftarnya.

1.      Planet berwarna abu-abu.

2.      Planet terdekat dengan Matahari, jaraknya adalah 57 juta km.

3.      Planet terkecil dalam tata surya.

4.      Diameter= 4.880 km dan volume= 6,083×1010 km3.

5.      Termasuk kelompok planet kebumian dan planet dalam.

6.      Permukaannya terdiri dari lembah, kawah, dan perbukitan yang memanjang.

7.      Saat siang hari suhunya sangat panas bisa mencapai 430 ºC dengan suhu rata-rata 70 ºC.

8.      Saat malam hari suhunya sangat dingin bisa mencapai -180 ºC dengan suhu rata-rata -70 ºC.

9.      Periode rotasi 59 hari dan periode revolusi 88 hari.

10.  Tidak memiliki satelit.

11.  Tidak mempunyai lapisan atmosfer.


B.Planet Venus

Planet yang berada dalam urutan kedua dari Matahari adalah Venus. Pengamatan terhadap planet Venus atau lebih dikenal sebagai “bintang fajar” dan “bintang senja” telah dilakukan sejak peradaban kuno. Hal ini dibuktikan dengan sebuah peninggalan kuno dari tahun 1581 SM, yaitu prasasti Ammisaduqa. Sebuah prasasti peninggalan peradaban Babilonia.

Adapun ciri-ciri planet Venus adalah sebagai berikut.

1.      Planet berwarna putih kekuningan.

2.      Planet terdekat dengan Bumi, paling dekat bisa mencapai jarak 38,2 juta km.

3.      Jarak Venus dari Matahari adalah 108,2 juta km.

4.      Diameter= 12.104 km dan volume= 9,38×1011 km3. Ukuran planet Venus hampir sama sperti ukuran Bumi, diamternya hanya selisih 605 km. Oleh karena itu Venus juga dijuluki sebagai planet “kembaran Bumi”.

5.      Termasuk kelompok planet kebumian dan planet dalam.

6.      Permukaannya kering, terdapat gurun, dan terdapat beberapa beatuan.

7.      Planet terpanas di tata surya, suhunya bisa mencapai 462 ºC.

8.      Memiliki lapisan atmosfer tebal dengan tekanan 92 kali lebih besar dari atmosfer Bumi. Hal inilah yang menjadi penyebab suhu permukaan planet menjadi  sangat panas. Padahal jaraknya ke matahari lebih jauh daripada planet Merkurius.

9.      Periode rotasi 243 hari dan periode revolusi 225 hari.

10.  Tidak memiliki satelit.

C. Planet Bumi
Bumi merupakan planet ketiga dari metahari yang menjadi tempat tinggal kita. Pemahaman manusia terhadap Bumi menagalmi banyka perkembangan di setiap zamannya. Pada awalnya manusia menganggap Bumi itu datar atau flat earth . dan alam semesta ini berbentuk seperti kubah tertutup dengan Bumi sebgai lantainya. Pendapat ini disampaikan oleh bangsa Babilonia yang hidup 2000 SM.
Pada tahun 546-70 SM muncul konsep Geosentris, yang memandang bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta dan semua objek langit bergerak mengelilinginya. Kemudain pada abad ke-14 barulah muncul hipotesa Heliosentris. Teori ini menyatakan bahwa pusat tata surya adalah Matahari sedangkan Bumi dan benda-benda langit lainnya bergerak mengelilinginya.

Berikut adalah ciri-ciri planet Bumi.

1.      Berwarna biru (laut) dan putih (awan).

2.      Jarak Bumi ke Matahari adalah 149,6 juta km.

3.      Satu-satunya planet yang terdapat kehidupan di dalamnya.

4.      Memiliki diameter sebesar 12.742 km dan volume sebesar 1,08×1012 km3.

5.      Planet terbesar dalam golongan planet kebumian dan planet dalam.

6.      Sebagian besar permukaan dipenuhi oleh air dan sisanya berupa daratan yang membentuk pulau-pulau dan benua. Pada bagian kutub permukaan Bumi diselimuti oleh lapisan es dan gunung-gunung es.

7.      Suhu pada permukaan Bumi minimal -89 ºC, maksimal 57 ºC, dan rata-ratanya 15 ºC.

8.      Memiliki atmosfer yang tersusun atas nitrogen 70%, oksigen 21%, dan gas lainnya.

9.      Periode rotasi 24 jam (1 hari) dan periode revolusi 365 hari (1 tahun).

10.  Memiliki 1 buah satelit alami bernama Bulan.


D. Planet Mars

Planet Mars adalah planet yang berada pada urutan keempat dari Matahari. Menurut sejarah pada tahun 1534 SM bangsa Mesir kuno telah mengmati gerak maju mundur planet Mars. Sedangkan bangsa Babilonia mulai mengamati perilaku dan posisi planet Mars disekiat abad ke-4 SM. Astronom Cina juga tercatat juga telah mengenali Mars di abad ke-4 SM dan astronom India telah memperkirakan diameter Mars pada abad ke-5 SM.

inilah ciri-ciri planet Mars yang menjadi ciri khas planet tersebut:

1.      Berwarna kemerah-merahan dan mendapat julukan “planet merah” karena kandungan besi oksida di permukaan Mars.

2.      Jarak antara Mars dan Matahari adalah 227 juta km. Jarak terdekatnya 206 juta km dan terjauh 246 juta km.

3.      Diameter= 6.779 km dan volume= 1,632×1011 km³

4.      Merupakan bagian dari planet kebumian dan planet dalam.

5.      Pada permukaannya terdapat kawah, lembah, gurun,gunung berapi, dan bagian kutub ditutupi oleh kubah es.

6.      Suhu rata-rata pada permukaannya adalah -46 ºC.

7.      Lapisan atmosfer planet ini lebih tipis daripada atmosfer Bumi dan tersusun atas gas karbondioksida (95%), nitrogen (3%), argon, oksigen, dan uap air.

8.      Periode rotasi adalah 24, 6 jam dan periode revolusi adalah 687 hari.

9.      Mempunyai 2 satelit, yaitu Phobos dan Demos.


E. Planet Jupiter

Planet selanjutnya adalah planet Jupiter atau Yupiter. Nama Jupiter diambil dari nama lain dewa Zeus yang merupakan raja dari semua dewa menurut kepercayaan bangsa Romawi. Planet Jupiter merupakan benda langit terserah ke empat setelah Matahari, bula, dan planet Venus. Oleh karena itu memungkian orang-orang zaman dahulu melakukan pengamatan pada planet ini.

Di sekitar abad ke-7 SM sampai ke-8 SM, astronom Babilonia telah mengamati planet Jupiter. Menurut sejarawan Cina Xi Zezong pada tahun 362 SM seorang astronom Cina telah menemukan satelit Jupiter. Selanjutnya pada abad ke-2 SM astonom Yunani Ptolemaeus mengarang buku yang menjelaskan pergerakan Jupiter. Buku tersebut berjudul Almagest.

Adapun ciri-ciri planet Jupiter adalah sebagai berikut.

1.      Jika dilihat dari ruang angkasa, Jupiter tamak memiliki warna yang berlapis-lapis kombinasi warna oranye dan putih. Warna oranye berasal dari awan amonium hidrosulfida dan warna putih dari awan amonia.

2.      Memiliki cincin yang tipis yang terdiri dari 3 bagian yang terbuat dari debu.

3.      Jarak rata-rata planet Jupiter dan Matahari adalah 778,55 juta km.

4.      Planet Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita.

5.      Diameternya adalah 139.822 km dan volumenya adalah 1,43×1015 km3.

6.      Termasuk planet luar dan planet raksasa gas.

7.      Planet Jupiter tidak memiliki permukaan padat seperti halnya planet gas lainnya.

8.      Suhu permukaanya berkisar antara -108 ºC sampai -158 ºC.

9.      Atmosfer Jupiter merupakan atmosfer terbesar di tata surya dan terdiri dari beberapa lapisan yang tersusun secara horizontal. Lapisan tersebut ada yang berwarna gelap (oranye) dan cerah (putih).

10.  Pada atmosfer terdapat “bintik merah besar”, yaitu sebuah badai besar yang muncul akibat perbedaan aliran lapisan yang berlawanan.

11.  Periode rotasi 10 jam dan periode revolusi 11,86 tahun.

12.  Menurut NASA, planet ini memiliki 67 satelit. Namun baru 16 satelit saja yang sudah diberi nama. Satelit tersebut ialah Metis, Andrastea, Almathea, Thebe, Io, Europa, Ganymede, Calistio, Leda, Himalia, Lysithea, Elara, Aananke, Carme, Pasiphea, dan Sinope.


F. Planet Saturnus

Saturnus adalah planet keenam dari Matahari dalam sistem tata surya kita. Karena letaknya yang begitu jauh menyebabkan planet ini tidak dapat terlihat dengan baik dari Bumi. Planet ini telah dikenali oleh masyarakat yang hidup sejak zaman prasejarah.

Bangsa Romawi sudah mengnal 5 planet dalam tata surya dan menganggap Saturnus sebagi panet terjauh. Tidak hanya bangsa Romawi, terdapat juga kebudayaan Tiongkok, Jepang, Ibrani kuno, Turki Ottoman, dan Hindu yang telah mengetahui keberadaan Saturnus. Dimana pada setiap kebudayaan itu keberdaan planet ini selalu dikaitkan dengan kepercayaannya masing-masing.

Berikut adalah ciri-ciri planet Saturnus, planet kedua terbesar setelah Jupiter.

1.      Planet ini berwarna kuning pucat.

2.      Memiliki cincin yang terbuat dari gumpalan-gumpalan es.

3.      Jarak planet Saturnus dan Matahari adalah 1,4 milyar km.

4.      Diameter sebesar 116.464 km dan volume sebesar 8,2713×1014 km³.

5.      Termasuk planet luar dan planet raksasa gas.

6.      Tidak memiliki permukaan padat yang terdiri dari helium, hidrogen, dan es.

7.      Suhu permukaanya berkisar antara -136 ºC hingga -186 ºC.

8.      Atmosfernya terdiri dari gas amonia dan metana.

9.      Periode rotasi 10,7 jam dan periode revolusi 29,5 tahun.

10.  Memiliki 56 satelit, akan tetapi hanya 21 satelit saja yang sudah diberi nama. Satelit itu ialah Atlas, 1980 S27, 1980 S26, Euphemetheus, Janus, Mimas, Coorbital, Encelandus, Tethys, Telesto, Calypso, Dione, Dione coorbital, 1980 S5, 1980 S6, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, Phoebe.


G. Planet Uranus

Planet yang berada setelah Saturnus adalah planet Uranus. Planet ini dapat dilihat dengan mata telanjang seperti planet-planet sebelumnya. Hanya saja orang zaman dahulu tidak mengangapnya sebagai planet. Hal ini dikarenakan cahayanya erliaht begitu redup dan pergerakanya yang lambat. Plaent ini ditemukan oleh Sir William Herschel pada tahun 1781.

Berikut ciri-ciri yang dimiliki oleh planet Uranus.

1.      Warnanya biru muda.

2.      Memiliki cincin unik yang melingkari planet secara vertikal.

3.      Jaraknya 2,7 milyar km dari Matahari

4.      Diameter= 50.724 km dan volume= 6,833×1013 km³.

5.      Termasuk planet luar dan planet raksasa gas.

6.      Tidak memiliki permukaan padat yang tersusun dari fluida gas dan cair.

7.      Suhu permukaanya berkisar antara -194 ºC sampai -271 ºC.

8.      Atmosfer Uranus tersusun dari gas hidrogen, helium, metana, dan es.

9.      Periode rotasi 17 jam dan periode revolusi 84 tahun.

10.  Mempunyai 27 buah satelit. 15 satelit diantaranya bernaam Ariel, Umbriel, Titania, Oberon, Miranda, Puck, Cordelia, Ophelia, Bianca, Cresida, Desemona, Juliet, Portia, Rosalin, Belinda.


H. Planet Neptunus

Planet kedelapan adalah planet Neptunus. Nama planet ini diambil dari nama dewa Romawi yang menguasai lautan. Pada tahun 1612, Galileo melalui lukisannya telah menujukkan keberdaan plane Neptunus. Akan tetapi Galileo salah menganggap planet ini sebagai bintang tetap. Akhirnya pada tahun 1846, planet Neptunus ditemukan oleh Alexis Bouvard dan memasukkanya ke dalam daftar planet-planet ddalam tata surya.Adapun ciri-ciri planet Neptunus adalah sebagai berikut  :
1.Planet Neptunus berwarna biru.

2.Memiliki cincin tipis yang tersusun dari partikel-partikel es 

3.Jarak Neptunus dengan Matahari adalah 4,5 milyar km

4.Diameter = 49.244 km dan volume = 6,254×1013 km³. 

5.Termasuk planet luar dan planet raksasa gas.

6.Permukaanya tesusun atas air, amonia, dan metana tau dikenal sebagai samudra air amonia.   

7.Suhu permukaanya berkisar antara -198 ºC sampai -215 ºC.    

8.Atmosfer Uranus tersusun dari gas hidrogen, helium, metana, dan es.     
                                                     
9.Periode rotasi 16 jam dan periode revolusi 165 tahun.

10.Mempunyai 13 buah satelit, 8 diantaranya bernama Triton, Nereid, Naiad, Thalasa, Despina, Galatea, Larissa, Proteus.  


https://informazone.com/ciri-ciri-planet/